Ø VISI “Unggul dalam Prestasi, cerdas, disiplin, kompetitif, inovatif dan berakhlaqul karimah” Ø MISI 1. Mewujudkan pendidikan yang menghasilkan lulusan cerdas, terampil, beriman dan memiliki keunggulan kompetitif 2. Mewujudkan peserta didik yang menguasai pendidikan umum dan kepesantrenan 3. Mewujudkan lembaga pendidikan yang inovatif, kreatif dan dinamis yang bersumber dari pemahaman Al-Quran dan sunnah yang sahih. 4. Mewujudkan peserta didik yang bermental dan berakhlakul karimah. onmouseover="this.stop()" onmouseout="this.start()"

Thursday, May 23, 2013

Inilah 24 Gambar Untuk Tes IQ Dan Ketelitian Anda

SOEPROJECT - Inilah 24 gambar untuk mengetahui seberapa ketelitianmu, cobalah tebak dan jawab sesuai dengan pertanyaannya masing-masing,.langsung aja,.selamat mencoba,.semoga berhasil,...

 
1. Apakah ini adalah gambar kapal laut atau pilar?
refleksi-mata-1
2. Apakah mereka adalah penonton atau gedung?
refleksi-mata-2
3. Berapa banyak kuda yang bisa anda temukan? Jika mata anda cukup tajam, anda seharusnya menemukan 7.
refleksi-mata-3
4. Berapa banyak orang dalam gambar ini?
refleksi-mata-4
5. Cincin yang mustahil
refleksi-mata-5
6. Karpet hidup
refleksi-mata-6
7. Air terjun atau manusia terjun?
refleksi-mata-7
8. Ada lima ekor rusa yang bersembunyi di hutan… Bisakah anda menemukannya?
refleksi-mata-8
refleksi-mata-9
10. Bisakah anda menemukan empat orang dalam gambar?
refleksi-mata-10
11. Siapakah yang tertinggi? Percaya atau tidak, ketiganya sama tinggi!
refleksi-mata-11
12. Sebuah wajah? … atau sebuah kata ‘liar’?
refleksi-mata-12
13. Apa yang anda lihat? Bisakah anda melihat kata “LIFT”? Atau hanya sebuah gambar kotak-kotak hitam tanpa makna?
refleksi-mata-13
14. Temukanlah wajah-wajah dalam gambar ini:
Ada sebelas wajah dalam gambar. Bisakah anda menemukan semuanya?
Orang normal akan menemukan empat atau lima.
Jika anda menemukan 8, anda memiliki tingkat ketelitian lebih dari orang normal.
Jika anda menemukan 9, anda memiliki tingkat ketelitian diatas rata-rata.
Jika anda menemukan 10, anda sangat teliti.
Jika anda menemukan 11, anda luar biasa teliti!

refleksi-mata-14
15. Fokuskan pandangan mata anda pada titik di tengah lingkaran, lalu gerakkan kepala anda maju mundur. Aneh, bukan?
refleksi-mata-15
ilusi-garis
17. Coba lihat dari dekat gambar ini, dan ingat gambar tersebut, lalu coba berdiri dari komputer dan mundur 3-4 langkah, lihat kembali gambar tersebut..aneh ya?!
tipuan-mata-23
tipuan-mata-24
18. Gambarnya berdenyut-denyut.
tipuan-mata-14
19. Berapa titik hitamnya?
tipuan-mata-15
20. Ada tangga melayang?
tipuan-mata-16
21. Spiral? Anda pasti mengira gambar ini adalah gambar spiral, ups.. tunggu dulu coba jari anda menelusuri salah satu garis melingkar, nah apakah anda masih bersikeras mengatakan gambar ini adalah gambar spiral?
tipuan-mata-17
22. Apa yang anda lihat ? Apakah gambar kelihatan berputar?? Mata anda benar-benar tidak jujur, karena gambar ini sebenarnya diam. Kalau tidak percaya perhatikan dengan fokus salah satu lingkaran saja, apakah berputar?
tipuan-mata-19
23. Garis-garis horizontalnya mencong-mencong……………. Coba teliti lagi..!
tipuan-mata-20
24. Bergerakkah gambar ini?
tipuan-mata-22
tipuan-mata-21

Description: Inilah 24 Gambar Untuk Tes IQ Dan Ketelitian Anda Rating: 4.5 Reviewer: munsy afandi - ItemReviewed: Inilah 24 Gambar Untuk Tes IQ Dan Ketelitian Anda. By/Soebektieahmad

Sumber : http://munsypedia.blogspot.com/2012/12/inilah-24-gambar-untuk-tes-iq-dan-ketelitian-anda.html#ixzz2U8iZkEx5

Wednesday, May 22, 2013

Terjemah Maulid Burdah al-Bushiri ( Bagian 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7 dan 8 )

Burdah al Bushiri (bag 1)

===================
Cinta Sang Kekasih
===================
Apakah karena Mengingat Para kekasih di Dzi Salam.
Kau campurkan air mata di pipimu dengan darah.
Ataukah karena angin berhembus dari arah Kazhimah.
Dan kilat berkilau di lembah Idlam dalam gulita malam.
Mengapa bila kau tahan air matamu ia tetap basah.
Mengapa bila kau sadarkan hatimu ia tetap gelisah.
Apakah sang kekasih kira bahwa tersembunyi cintanya.
Diantara air mata yang mengucur dan hati yang bergelora.
Jika bukan karena cinta takkan kautangisi puing rumahnya.
Takkan kau bergadang untuk ingat pohon Ban dan ‘Alam.
Dapatkah kau pungkiri cinta, sedang air mata dan derita.
Telah bersaksi atas cintamu dengan jujur tanpa dusta.
Kesedihanmu timbulkan dua garis tangis dan kurus lemah.
Bagaikan bunga kuning di kedua pipi dan mawar merah.
Memang terlintas dirinya dalam mimpi hingga kuterjaga.
Tak hentinya cinta merindangi kenikmatan dengan derita.
Maafku untukmu wahai para pencaci gelora cintaku.
Seandainya kau bersikap adil takkan kau cela aku.
Kini kau tahu keadaanku, pendusta pun tahu rahasiaku.
Padahal tidakjuga kunjung sembuh penyakitku.
Begitu tulus nasihatmu tapi tak kudengar semuanya.
Karena untuk para pencaci, sang pecinta tuli telinganya.
Aku kira ubanku pun turut mencelaku.
Padahal ubanku pastilah tulus memperingatkanku.
---(ooo)---
Syair Burdah al Bushiri (bag 2)
============================
Peringatan akan Bahaya Hawa Nafsu
==================================
Sungguh hawa nafsuku tetap bebal tak tersadarkan.
Sebab tak mau tahu peringatan uban dan kerentaan.
Tidak pula bersiap dengan amal baik untuk menjamu.
Sang uban yang bertamu di kepalaku tanpa malu-malu.
Jika kutahu ku tak menghormati uban yang bertamu.
Kan kusembunyikan dengan semir rahasia ketuaanku itu.
Siapakah yang mengembalikan nafsuku dari kesesatan.
Sebagaimana kuda liar dikendalikan dengan tali kekang.
Jangan kau tundukkan nafsumu dengan maksiat.
Sebab makanan justru perkuat nafsu si rakus pelahap.
Nafsu bagai bayi, bila kau biarkan akan tetap menyusu.
Bila kau sapih ia akan tinggalkan menyusu itu.
Maka kendalikan nafsumu, jangan biarkan ia berkuasa.
Jika kuasa ia akan membunuhmu dan membuatmu cela
Gembalakanlah ia, ia bagai ternak dalam amal budi.
Janganlah kau giring ke ladang yang ia sukai.
Kerap ia goda manusia dengan kelezatan yang mematikan.
Tanpa ia tahu racun justru ada dalam lezatnya makanan.
Kumohon ampunan Allah karena bicara tanpa berbuat.
Kusamakan itu dengan keturunan bagi orang mandul.
Kuperintahkan engkau suatu kebaikan yang tak kulakukan.
Tidak lurus diriku maka tak guna kusuruh kau lurus.
Aku tak berbekal untuk matiku dengan ibadah sunnah.
Tiada aku dan puasa kecuali hanya yang wajib saja.
-------------------------------------------------
Syair Burdah al Bushiri (bag 3)
================================
Pujian Kepada Nabi SAW
=======================
Kutinggalkan sunnah Nabi yang sepanjang malam.
Beribadah hingga kedua kakinya bengkak dan keram.
Nabi yang karena lapar mengikat pusarnya dengan batu.
Dan dengan batu mengganjal Perutnya yang halus itu.
Kendati gunung emas menjulang menawarkan dirinya.
la tolak permintaan itu dengan perasaan bangga.
Butuh harta namun menolak, maka tambah kezuhudannya.
Kendati butuh pada harta tidaklah merusak kesuciannya.
Bagaimana mungkin Nabi butuh pada dunia.
Padahal tanpa dirinya dunia takkan pernah ada.
Muhammadlah pemimpin dunia akherat.
Pemimpin jin dan manusia, bangsa Arab dan non Arab.
Nabilah pengatur kebaikan pencegah mungkar.
Tak satu pun setegas ia dalam berkata ya atau tidak.
Dialah kekasih Allah yang syafa’atnya diharap.
Dari tiap ketakutan dan bahaya yang datang menyergap.
Dia mengajak kepada agama Allah yang lurus.
Mengikutinya berarti berpegang pada tali yang tak terputus.
Dia mengungguli para Nabi dalam budi dan rupa.
Tak sanggup mereka menyamai ilmu dan kemuliaannya.
Para Nabi semua meminta dari dirinya.
Seciduk lautan kemuliaannya dan setitik hujan ilmunya.
Para Rasul sama berdiri di puncak mereka.
Mengharap setitik ilmu atau seonggok hikmahnya.
Dialah Rasul yang sempurna batin dan lahirnya.
Terpilih sebagai kekasih Allah pencipta manusia.
Dalam kebaikanya, tak seorang pun menyaingi.
Inti keindahannya takkan bisa terbagi-bagi.
Jauhkan baginya yang dikatakan Nasrani pada Nabinya.
Tetapkan bagi Muhammad pujian apapun kau suka.
Nisbatkan kepadanya segala kemuliaan sekehendakmu.
Dan pada martabatnya segala keagungan yang kau mau.
Karena keutamaannya sungguh tak terbatas.
Hingga tak satupun mampu mengungkapkan dengan kata.
Jika mukjizatnya menyamai keagungan dirinya.
Niscaya hiduplah tulang belulang dengan disebut namanya.
Tak pernah ia uji kita dengan yang tak diterima akal.
Dari sangat cintanya, hingga tiada kita ragu dan bimbang.
Seluruh mahluk sulit memahami hakikat Nabi.
Dari dekat atau jauh, tak satu pun yang mengerti.
Bagaikan matahari yang tampak kecil dari kejauhan.
Padahal mata tak mampu melihatnya bila berdekatan.
Bagaimana seseorang dapat ketahui hakikat Sang Nabi
Padahal ia sudah puas bertemu dengannya dalam mimpi
Puncak Pengetahuan tentangnya ialah bahwa ia manusia
Dan ia adalah sebaik baik seluruh ciptaan Allah
Segala mukjizat para Rasul mulia sebelumnya
Hanyalah pancaran dari cahayanya kepada mereka
Dia matahari keutamaan dan para Nabi bintangnya
Bintang hanya pantulkan sinar mentari menerangi gulita
Alangkah mulia paras Nabi yang dihiasi pekerti
Yang memiliki keindahan dan bercirikan wajah berseri
Kemegahannya bak bunga, kemuliaannya bak purnama
Kedermawanannya bak lautan, kegairahannya bak sang waktu
la bagaikan dan memang tiada taranya dalam keagungan
Ketika berada di sekitar pembantunya dan di tengah pasukan
Bagai mutiara yang tersimpan dalam kerangnya
Dari kedua sumber, yaitu ucapan dan senyumannya
Tiada keharuman melebihi tanah yang mengubur jasadnya
Beruntung orang yang menghirup dan mencium tanahnya
---(ooo)---
Syair Burdah al Bushiri (bag 4)
====================================
Kelahiran Sang Nabi SAW
========================
Kelahiran Sang Nabi menunjukkan kesucian dirinya
Alangkah eloknya permulaan dan penghabisannya
Lahir saat bangsa Persia berfirasat dan merasa
Peringatan akan datangnya bencana dan angkara murka
Dimalam gulita singgasana kaisar Persia hancur terbelah
Sebagaimana kesatuan para sahabat kaisar yang terpecah
Karena kesedihan yang sangat, api sesembahan padam
Sungai Eufrat pun tak mengalir dari duka yang dalam
Penduduk negeri sawah bersedih saat kering danaunya
Pengambil air kembali dengan kecewa ketika dahaga
Seakan sejuknya air terdapat dalam jilatan api
Seakan panasnya api terdapat dalam air, karena sedih tak terperi
Para jin berteriak sedang cahaya terang memancar
Kebenaran pun tampak dari makna kitab suci maupun terujar
Mereka buta dan tuli hingga kabar gembira tak didengarkan
Datangnya peringatan pun tak mereka hiraukan
Setelah para dukun memberi tahu mereka
Agama mereka yang sesat takkan bertahan lama
Setelah mereka saksikan kilatan api yang jatuh dilangit
Seiring dengan runtuhnya semua berhala dimuka bumi
Hingga lenyap dan pintu langitNya
Satu demi satu syetan lari tunggang langgang tak berdaya
Mereka berlarian laksana lasykar Raja Abrahah
Atau bak pasukan yang dihujani kerikil oleh tangan Rasul
Batu yang Nabi lempar sesudah bertasbih digenggamannya
Bagaikan terlemparnya Nabi Yunus dan perut ikan paus
---(ooo)---
Syair Burdah Al Bushiri (bag 5)
==============================
Mukjizat Sang Nabi SAW
=========================
Pohon-pohon mendatangi seruannya dengan ketundukkan
Berjalan dengan batangnya dengan lurus dan sopan
Seakan batangnya torehkan sebuah tulisan
Tulisan yang indah di tengah-tengah jalan
Seperti juga awan gemawan yang mengikuti Nabi
Berjalan melindunginya dari sengatan panas siang hari
Aku bersumpah demi Allah pencipta rembulan
Sungguh hati Nabi bagai bulan dalam keterbelahan
Gua Tsur penuh kebaikan dan kemuliaan. Sebab Nabi
dan Abu Bakar di dalamnya, kaum kafir tak lihat mereka
Nabi dan Abu Bakar Shiddiq aman didalamnya tak cedera
Kaum kafir mengatakan tak seorang pun didalam gua
Mereka mengira merpati takkan berputar diatasnya
Dan laba laba takkan buat sarang jika Nabi didalamnya
Perlindungan Allah tak memerlukan berlapis baju besi
Juga tidak memerlukan benteng yang kokoh dan tinggi
Tiada satu pun menyakiti diriku, lalu kumohon bantuan Nabi
Niscaya kudapat pertolongannya tanpa sedikit pun disakiti
Tidaklah kucari kekayaan dunia akhirat dari kemurahannya
Melainkan kuperoleh sebaikbaik pemberiannya
Janganlah kau pungkiri wahyu yang diraihnya lewat mimpi
Karena hatinya tetap terjaga meski dua matanya tidur terlena
Demikian itu tatkala sampai masa kenabiannya
Karenanya tidaklah diingkari masa mengalami mimpinya
Maha suci Allah, wahyu tidaklah bisa dicari
Dan tidaklah seorang Nabi dalam berita gaibnya dicurigai
Kerap sentuhannya sembuhkan penyakit
Dan lepaskan orang yang berhajat dari temali kegilaan
Doanya menyuburkan tahun kekeringan dan kelaparan
Bagai titik putih di masa-masa hitam kelam
Dengan awan yang curahkan hujan berlimpah
Atau kau kira itu air yang mengalir dari laut atau lembah
---(ooo)---
Syair Sufi Burdah Al Bushiri (bag 6)
=====================================
Kemulian Al-Qur'an dan pujian terhadapnya
==========================================
Biarkan kusebut beberapa mukjizat yang muncul pada Nabi
Seperti nampaknya api jamuan, malam hari diatas gunung tinggi
Mutiara bertambah indah bila ia tersusun rapi
Jika tak tersusun nilainya tak berkurang sama sekali
Segala pujian itu puncaknya adalah memuji
Sifat dan pekerti mulia yang ada pada Nabi
Ayat ayat Al Qur'an yang diturunkan Allah adalah baharu
Tapi Allah adalah kekal tak kenal waktu
Ayat-ayat yang tak terikat waktu dan kabarkan kita
Tentang hari kiamat, kaum 'Aad dan negeri Irom
Ayat ayat yang selalu bersama kita dan mengungguli
Mukjizat para Nabi yang muncul tapi tak lestari
Penuh kepastian dan tak sisakan bagi para musuh segala keraguan.
Ayat yang tak sedikit pun menyimpang dari kebenaran
Tak satu ayat pun ditentang kecuali musuh terberatnya
Akan kembali kepadanya dengan salam dan beriman
Keindahan sastranya membuat takluk penentangnya
Bak pencemburu membela kehormatan dari tangan pendosa
Baginya makna-makna yang saling menunjang bak ombak lautan
Yang nilai keindahannya melebihi mutiara berkilauan
Keajaibannya banyak dan tak terhingga
Dan keajaiban itu tak satu pun membuat bosan kita
Teduhlah mata pembacanya, lalu kukatakan padanya
Beruntunglah engkau, berpeganglah selalu pada taliNya
Jika kau baca ia karena takut panas neraka Lazha
Padamlah panas neraka Lazha karena kesejukannya
Bagai telaga Kautsar wajah pendosa jadi putih karenanya
Padahal dengan wajah hitam arang mereka datangi ia
la lurus bagai shirath, adil bagai timbangan
Kitab kitab lain takkan selanggeng ia dalam keadilan
Jangan heran pada pendengkinya yang selalu ingkar
Pura-pura bodoh padahal ia cukup paham dan pintar
Bagai orang sakit mata yang pungkiri sinar mentari
Bagai orang sakit yang lezatnya air ia pungkiri
---(ooo)---
Syair Sufi Burdah Al Bushiri (bag 7)
====================================
Isra' Mi'raj Nabi SAW
=========================
Wahai manusia terbaik yang dituju pekarangannya
Dijalan atau menunggangi unta yang cepat larinya
Wahai Nabi yang jadi pertanda bagi pencari kebenaran
Yang jadi karunia terbesar bagi pencari nikmat Tuhan
Malam itu kau berjalan dari Masjidil Haram ke Al Aqsha
Bagai purnama yang bergerak di malam gulita
Kau terus saja meninggi hingga sampai tempat terdekat
Yang tak seorang pun mencapai atau mengharap
Para nabi mendahulukanmu berdiri di depan
Tak ubahnya penghormatan pelayan kepada sang tuan
Kau terobos tujuh lapis langit bersama mereka
Dalam barisan para malaikat kaulah pemimpin mereka
Hingga tak satu puncak pun tersisa bagi pengejarmu
Tak sederajat pun bagi pencari kemuliaan tersisa olehmu
Karena keluhuramu, derajat menjadi rendah semua
Ketika kau diseru bagai pemimpim tunggal yang mulia
Agar kau peroleh hubungan khusus yang terselubungkan
Juga rahasia yang senantiasa tersimpan
Kau beroleh kebanggaan yang tak terbagi
Kau lewati setiap derajat tanpa seorang pun menyaingi
Sungguh agung derajat yang kau dapatkan
Sungguh jarang nikmat yang kepadamu telah diberikan
Kabar gembira wahai ummat islam bagi kita tiang kokoh
Yang dengan Inayah dari Allah, tak akan roboh
Ketika Allah juluki ia rasul termulia karena sangat taat
la rasul termulia maka jadilah kita sebaik baik umat
---(ooo)---
Syair Burdah Al Bushiri (bag 8)
=================================
Jiwa Patriot Rasulullah SAW dan Tawasul kepada Rasulullah
=======================================================
Berita kenabian membuat musuh takut dan gundah
Bak lolongan serigala yang takutkan si kambing lengah
Tak henti ia lawan para musuh di medan pertempuran
Hingga mereka bagai daging terserak diatas meja jamuan
Mereka ingin lari dan mati saja bak kawan yang terkapar
Mati menggelepar dikoyak Elang dan burung Nasar
Siang malam berlalu tanpa mereka kenal waktu
Hingga tiba bulan terlarang ketika Nabi hentikan perang
Islam datang bagai tamu yang singgah di pekarangan
Yang sangat ingin membunuh musuh musuh Islam
la bawa lautan pasukan diatas kuda yang meluncur
Membawa para gagah berani bagai ombak yang berdebur
Mereka pejuang yang mengharap syahid dan surga Allah
Menyerang untuk membasmi dan memusnahkan kekafiran
Sehingga berkat mereka, Islam yang semula tak dikenal
Menjadi tersohor dalarn jalinan kekerabatan yang kental
Karena keperkasaan mereka hati musuh takut dan gelisah
Apakah bedanya anak domba dan si pemberani gagah
Siapa saja yang bersama Rasulullah beroleh kemenangan
Singa di rimba bila menemuinya akan diam gemetaran
Takkan kau lihat sahabat Nabi yang tak menang
Takkan ada musuh Nabi yang tak jadi pecundang
la tempatkan umatnya dalam benteng agamanya
Bagai singa yang tinggal di hutan bersama anaknya
Seringkali Al Qur'an jatuhkan para pendebat
Seringkali dalil-dalil kalahkan musuh Muhammad
Cukup sebagai mukjizat, Nabi berilmu padahal buta huruf
Di zaman Jahiliyah, Nabi terdidik tanpa pengasuh
---(ooo)---
Tawassul Kepada Nabi SAW
Kupuji Nabi dengan pujian agar dosaku diampunkan
Karena umurku habis untuk bersyair dan pengabdian
Keduanya mengalungi dosa yang menakutkan
seakan aku hewan sembelihan yang siap dikorbankan
Kuturuti godaan masa muda untuk bersyair dan mengabdi
Tiada satu pun kudapat kecuali dosa dan sesal diri
Alangkah ruginya jiwaku dalam perniagaamya
Tak pernah membeli dan menawar agama dengan dunia
Barang siapa menjual akherat untuk dunia sesaat
Jelas ia tertipu dalam setiap jual beli yang diakad
Jika kuperbuat dosa, janjiku pada Nabi tidaklah gugur
Juga tali hubunganku dengannya tidaklah terputus
Namaku juga Muhammad (Bushiri), jaminanku buat Nabi
Dialah sebaik baik manusia yang tepati janji
Jika kelak di akherat la tak sudi menolongku
Maka alangkah rugi dan celakanya diriku
Tapi mustahil ia tolak para peminta syafaatnya
Atau peminta perlindungannya pulang dengan sia sia
Semenjak kuwajibkan diriku untuk memberinya pujian
Kudapatkan Nabi sebaik baik pemberi pertolongan
Pemberiamya tak luputkan seorangpun pemintanya
Karena hujan mengguyur bunga di bukit secara merata
Dengan pujian ini tidaklah kuinginkan gemerlap dunia
Seperti yang Zuhair mula ketika ia puji Raja Haram
By:SoebektieAkhmad

Kisah Isro' Mi'roj Nabi Muhammad Saw

Diterjemahkan dengan ringkas dari Kitab Al Anwaarul Bahiyyah Min Israa’ Wa Mi’raaj Khoiril Bariyyah, Karya Al Imam Al Muhaddits As Sayyid Muhammad bin Alawy Al Hasany RA.

Pada suatu malam Nabi Muhammad SAW berada di Hijir Ismail dekat Ka’bah al Musyarrofah, saat itu beliau berbaring diantara paman beliau, Sayyiduna Hamzah dan sepupu beliau, Sayyiduna Jakfar bin Abi Thalib, tiba-tiba Malaikat Jibril, Mikail dan Israfil menghampiri beliau lalu membawa beliau ke arah sumur zamzam, setibanya di sana kemudian mereka merebahkan tubuh Rasulullah untuk dibelah dada beliau oleh Jibril AS.
Dalam riwayat lain disebutkan suatu malam terbuka atap rumah Beliau saw, kemudian turun Jibril AS, lalu Jibril membelah dada beliau yang mulya sampai di bawah perut beliau, lalu Jibril berkata kepada Mikail:
“Datangkan kepadaku nampan dengan air zam-zam agar aku bersihkan hatinya dan aku lapangkan dadanya”.
Dan perlu diketahui bahwa penyucian ini bukan berarti hati Nabi kotor, tidak, justru Nabi sudah diciptakan oleh Allah dengan hati yang paling suci dan mulya, hal ini tidak lain untuk menambah kebersihan diatas kebersihan, kesucian diatas kesucian, dan untuk lebih memantapkan dan menguatkan hati beliau, karena akan melakukan suatu perjalanan maha dahsyat dan penuh hikmah serta sebagai kesiapan untuk berjumpa dengan Allah SWT.
Kemudian Jibril AS mengeluarkan hati beliau yang mulya lalu menyucinya tiga kali, kemudian didatangkan satu nampan emas dipenuhi hikmah dan keimanan, kemudian dituangkan ke dalam hati beliau, maka penuhlah hati itu dengan kesabaran, keyakinan, ilmu dan kepasrahan penuh kepada Allah, lalu ditutup kembali oleh Jibril AS.
Setelah itu disiapkan untuk Baginda Rasulullah binatang Buroq lengkap dengan pelana dan kendalinya, binatang ini berwarna putih, lebih besar dari himar lebih rendah dari baghal, dia letakkan telapak kakinya sejauh pandangan matanya, panjang kedua telinganya, jika turun dia mengangkat kedua kaki depannya, diciptakan dengan dua sayap pada sisi pahanya untuk membantu kecepatannya.
Saat hendak menaikinya, Nabi Muhammad merasa kesulitan, maka meletakkan tangannya pada wajah buroq sembari berkata: “Wahai buroq, tidakkah kamu merasa malu, demi Allah tidak ada Makhluk Allah yang menaikimu yang lebih mulya daripada dia (Rasulullah)”, mendengar ini buroq merasa malu sehingga sekujur tubuhnya berkeringat, setelah tenang, naiklah Rasulullah keatas punggungnya, dan sebelum beliau banyak Anbiya’ yang menaiki buroq ini.
Dalam perjalanan, Jibril menemani disebelah kanan beliau, sedangkan Mikail di sebelah kiri, menurut riwayat Ibnu Sa’ad, Jibril memegang sanggurdi pelana buroq, sedang Mikail memegang tali kendali.
(Mereka terus melaju, mengarungi alam Allah SWT yang penuh keajaiban dan hikmah dengan Inayah dan RahmatNya), di tengah perjalanan mereka berhenti di suatu tempat yang dipenuhi pohon kurma, lantas malaikat Jibril berkata: “Turunlah disini dan sholatlah”, setelah Beliau sholat, Jibril berkata: “Tahukah anda di mana Anda sholat?”, “Tidak”, jawab beliau, Jibril berkata: “Anda telah sholat di Thoybah (Nama lain dari Madinah) dan kesana anda akan berhijrah”.
Kemudian buroq berangkat kembali melanjutkan perjalanan, secepat kilat dia melangkahkan kakinya sejauh pandangan matanya, tiba-tiba Jibril berseru: “berhentilah dan turunlah anda serta sholatlah di tempat ini!”, setelah sholat dan kembali ke atas buroq, Jibril memberitahukan bahwa beliau sholat di Madyan, di sisi pohon dimana dahulu Musa bernaung dibawahnya dan beristirahat saat dikejar-kejar tentara Firaun.
Dalam perjalanan selanjutnya Nabi Muhammad turun di Thur Sina’, sebuah lembah di Syam, tempat dimana Nabi Musa berbicara dengan Allah SWT, beliau pun sholat di tempat itu. Kemudian beliau sampai di suatu daerah yang tampak kepada beliau istana-istana Syam, beliau turun dan sholat disana. Kemudian Jibril memberitahukan kepada beliau dengan berkata: “Anda telah sholat di Bait Lahm (Betlehem, Baitul Maqdis), tempat dilahirkan Nabi Isa bin Maryam”.
Setelah melanjutkan perjalanan, tiba-tiba beliau melihat Ifrit dari bangsa Jin yang mengejar beliau dengan semburan api, setiap Nabi menoleh beliau melihat Ifrit itu. Kemudian Jibril berkata:“Tidakk
ah aku ajarkan kepada anda beberapa kalimat, jika anda baca maka akan memadamkan apinya dan terbalik kepada wajahnya lalu dia binasa?”
Kemudian Jibril AS memberitahukan doa tersebut kepada Rasulullah. Setelah itu mereka melanjutkan perjalanan sampai akhirnya bertemu dengan suatu kaum yang menanam benih pada hari itu dan langsung tumbuh besar dan dipanen hari itu juga, setiap kali dipanen kembali seperti awalnya dan begitu seterusnya, melihat keanehan ini Beliau SAW bertanya: “Wahai Jibril, siapakah mereka itu?”, Jibril menjawab:” mereka adalah para Mujahid fi sabilillah, orang yang mati syahid di jalan Allah, kebaikan mereka dilipatgandakan
sampai 700 kali.
Kemudian beberapa saat kemudian beliau mencium bau wangi semerbak, beliau bertanya: “Wahai Jibril bau wangi apakah ini?”, “Ini adalah wanginya Masyithoh, wanita yang menyisir anak Firaun, dan anak-anaknya”, jawab Jibril AS.
Masyitoh adalah tukang sisir anak perempuan Firaun, ketika dia melakukan pekerjaannya tiba-tiba sisirnya terjatuh, spontan dia mengatakan: “Bismillah, celakalah Firaun”, mendengar ini anak Firaun bertanya: “Apakah kamu memiliki Tuhan selain ayahku?”, Masyithoh menjawab: “Ya”.Kemudian dia mengancam akan memberitahukan hal ini kepada Firaun. Setelah dihadapkan kepada Raja yang Lalim itu, dia berkata: “Apakah kamu memiliki Tuhan selain aku?”, Masyithoh menjawab: “Ya, Tuhanku dan Tuhanmu adalah Allah”.
Mengetahui keteguhan iman Masyithoh, kemudian Firaun mengutus seseorang untuk menarik kembali dia dan suaminya yang tetap beriman kepada Allah agar murtad, jika tidak maka mereka berdua dan kedua anaknya akan disiksa, tapi keimanan masih menetap di hati Masyithoh dan suaminya, justru dia berkata: “Jika kamu hendak membinasakan kami, silahkan, dan kami harap jika kami terbunuh kuburkan kami dalam satu tempat”.
Maka Firaun memerintahkan agar disediakan kuali raksasa dari tembaga yang diisi minyak dan air kemudian dipanasi, setelah betul-betul mendidih, dia memerintahkan agar mereka semua dilemparkan ke dalamnya, satu persatu mereka syahid, sekarang tinggal Masyithoh dan anaknya yang masih menyusu berada dalam dekapannya, kemudian anak itu berkata: “Wahai ibuku, lompatlah, jangan takut, sungguh engkau berada pada jalan yang benar”, kemudian dilemparlah dia dan anaknya.
Kemudian di tengah perjalanan, beliau juga bertemu dengan sekelompok kaum yang menghantamkan batu besar ke kepala mereka sendiri sampai hancur, setiap kali hancur, kepala yang remuk itu kembali lagi seperti semula dan begitu seterusnya. Jibril menjelaskan bahwa mereka adalah manusia yang merasa berat untuk melaksanakan kewajiban sholat.
Kemudian beliau juga bertemu sekelompok kaum, di hadapan mereka ada daging yang baik yang sudah masak, sementara di sisi lain ada daging yang mentah lagi busuk, tapi ternyata mereka lebih memilih untk menyantap daging yang mentah lagi busuk, ketika Rasulullah menanyakan perihal ini, Jibril menjawab: “Mereka adalah manusia yang sudah mempunyai isteri yang halal untuknya, tapi dia justru berzina (berselingkuh) dengan wanita yang jelek (hina), dan begitupula mereka adalah para wanita yang mempunyai suami yang halal baginya tapi justru dia mengajak laki-laki lain untuk berzina dengannya”.
Ketika beliau melanjutkan perjalanan, tiba-tiba seseorang memanggil beliau dari arah kanan:“Wahai Muhammad, aku meminta kepadamu agar kamu melihat aku”, tapi Rasulullah tidak memperdulikannya.
Kemudian Jibril menjelaskan bahwa itu adalah panggilan Yahudi, seandainya beliau menjawab panggilan itu maka umat beliau akan menjadi Yahudi. Begitu pula beliau mendapat seruan serupa dari sebelah kirinya, yang tidak lain adalah panggilan nashrani, namun Nabi tidak menjawabnya. Walhamdulillah.
Kemudian tiba-tiba muncul di hadapan beliau seorang wanita dengan segala perhiasan di tangannya dan seluruh tubuhnya, dia berkata: “Wahai Muhammad lihatlah kepadaku”, tapi Rasulullah tidak menoleh kepadanya, Jibril berkata: “Wahai Nabi itu adalah dunia, seandainya anda menjawab panggilannya maka umatmu akan lebih memilih dunia daripada akhirat”.
Demikianlah perjalanan ditempuh oleh beliau SAW dengan ditemani Jibril dan Mikail, begitu banyak keajaiban dan hikmah yang beliau temui dalam perjalanan itu sampai akhirnya beliau berhenti di Baitul Maqdis (Masjid al Aqsho). Beliau turun dari Buraq lalu mengikatnya pada salah satu sisi pintu masjid, yakni tempat dimana biasanya Para Nabi mengikat buraq di sana.
Kemudian beliau masuk ke dalam masjid bersama Jibril AS, masing-masing sholat dua rakaat. Setelah itu sekejab mata tiba-tiba masjid sudah penuh dengan sekelompok manusia, ternyata mereka adalah para Nabi yang diutus oleh Allah SWT. Kemudian dikumandangkan adzan dan iqamah, lantas mereka berdiri bershof-shof menunggu siapakah yang akan mengimami mereka, kemudian Jibril AS memegang tangan Rasulullah SAW lalu menyuruh beliau untuk maju, kemudian mereka semua sholat dua rakaat dengan Rasulullah sebagai imam. Beliaulah Imam (Pemimpin) para Anbiya’ dan Mursalin.
Setelah itu Rasulullah SAW merasa haus, lalu Jibril membawa dua wadah berisi khamar dan susu, Rasulullah memilih wadah berisi susu lantas meminumnya, Jibril berkata: “Sungguh anda telah memilih kefitrahan yaitu al Islam, jika anda memilih khamar niscaya umat anda akan menyimpang dan sedikit yang mengikuti syariat anda”.
Setelah melakukan Isra’ dari Makkah al Mukarromah sampai ke Masjid al Aqsha, Baitul Maqdis, kemudian beliau disertai malaikat Jibril AS siap untuk melakukan Mi’raj yakni naik menembus berlapisnya langit ciptaan Allah yang Maha Perkasa sampai akhirnya beliau SAW berjumpa dengan Allah dan berbicara dengan Nya, yang intinya adalah beliau dan umat ini mendapat perintah sholat lima waktu. Sungguh merupakan nikmat dan anugerah yang luar biasa bagi umat ini, di mana Allah SWT memanggil Nabi-Nya secara langsung untuk memberikan dan menentukan perintah ibadah yang sangat mulya ini. Cukup kiranya hal ini sebagai kemulyaan ibadah sholat. Sebab ibadah lainnya diperintah hanya dengan turunnya wahyu kepada beliau, namun tidak dengan ibadah sholat, Allah memanggil Hamba yang paling dicintainya yakni Nabi Muhammad SAW ke hadirat Nya untuk menerima perintah ini.
Ketika beliau dan Jibril sampai di depan pintu langit dunia (langit pertama), ternyata disana berdiri malaikat yang bernama Ismail, malaikat ini tidak pernah naik ke langit atasnya dan tidak pernah pula turun ke bumi kecuali disaat meninggalnya Rasulullah SAW, dia memimpin 70 ribu tentara dari malaikat, yang masing-masing malaikat ini membawahi 70 ribu malaikat pula.
Jibril meminta izin agar pintu langit pertama dibuka, maka malaikat yang menjaga bertanya:
“Siapakah ini?”
Jibril menjawab: “Aku Jibril.”
Malaikat itu bertanya lagi: “Siapakah yang bersamamu?
Jibril menjawab: “Muhammad saw.”
Malaikat bertanya lagi: “Apakah beliau telah diutus (diperintah)?”
Jibril menjawab: “Benar”.
Setelah mengetahui kedatangan Rasulullah malaikat yang bermukim disana menyambut dan memuji beliau dengan berkata:
“Selamat datang, semoga keselamatan menyertai anda wahai saudara dan pemimpin, andalah sebaik-baik saudara dan pemimpin serta paling utamanya makhluk yang datang”.
Maka dibukalah pintu langit dunia ini”.
Setelah memasukinya beliau bertemu Nabi Adam dengan bentuk dan postur sebagaimana pertama kali Allah menciptakannya.
Nabi saw bersalam kepadanya, Nabi Adam menjawab salam beliau seraya berkata:
“Selamat datang wahai anakku yang sholeh dan nabi yang sholeh”.
Di kedua sisi Nabi Adam terdapat dua kelompok, jika melihat ke arah kanannya, beliau tersenyum dan berseri-seri, tapi jika memandang kelompok di sebelah kirinya, beliau menangis dan bersedih. Kemudian Jibril AS menjelaskan kepada Rasulullah, bahwa kelompok disebelah kanan Nabi Adam adalah anak cucunya yang bakal menjadi penghuni surga sedang yang di kirinya adalah calon penghuni neraka.
Kemudian Rasulullah melanjutkan perjalanannya di langit pertama ini, tiba-tiba pandangan beliau tertuju pada kelompok manusia yang dihidangkan daging panggang dan lezat di hadapannya, tapi mereka lebih memilih untuk menyantap bangkai disekitarnya. Ternyata mereka adalah manusia yang suka berzina, meninggalkan yang halal untuk mereka dan mendatangi yang haram.
Kemudian beliau berjalan sejenak, dan tampak di hadapan beliau suatu kaum dengan perut membesar seperti rumah yang penuh dengan ular-ular, dan isi perut mereka ini dapat dilihat dari luar, sehingga mereka sendiri tidak mampu membawa perutnya yang besar itu. Mereka adalah manusia yang suka memakan riba.Disana beliau juga menemui suatu kaum, daging mereka dipotong-potong
lalu dipaksa agar memakannya, lalu dikatakan kepada mereka:
“makanlah daging ini sebagaimana kamu memakan daging saudaramu di dunia, yakni menggunjing atau berghibah”.
Kemudian beliau naik ke langit kedua, seperti sebelumnya malaikat penjaga bertanya seperti pertanyaan di langit pertama. Akhirnya disambut kedatangan beliau SAW dan Jibril AS seperti sambutan sebelumnya. Di langit ini beliau berjumpa Nabi Isa bin Maryam dan Nabi Yahya bin Zakariya, keduanya hampir serupa baju dan gaya rambutnya. Masing-masing duduk bersama umatnya.
Nabi saw menyifati Nabi Isa bahwa dia berpostur sedang, putih kemerah-merahan warna kulitnya, rambutnya lepas terurai seakan-akan baru keluar dari hammam, karena kebersihan tubuhnya. Nabi menyerupakannya
dengan sahabat beliau ‘Urwah bin Mas’ud ats Tsaqafi.
Nabi bersalam kepada keduanya, dan dijawab salam beliau disertai sambutan: “Selamat datang wahai saudaraku yang sholeh dan nabi yang sholeh”.
Kemudian tiba saatnya beliau melanjutkan ke langit ketiga, setelah disambut baik oleh para malaikat, beliau berjumpa dengan Nabi Yusuf bin Ya’kub. Beliau bersalam kepadanya dan dibalas dengan salam yang sama seperti salamnya Nabi Isa.
Nabi berkomentar: “Sungguh dia telah diberikan separuh ketampanan”. Dalam riwayat lain, beliau bersabda: “Dialah paling indahnya manusia yang diciptakan Allah, dia telah mengungguli ketampanan manusia lain ibarat cahaya bulan purnama mengalahkan cahaya seluruh bintang”.
Ketika tiba di langit keempat, beliau berjumpa Nabi Idris AS. Kembali beliau mendapat jawaban salam dan doa yang sama seperti Nabi-Nabi sebelumnya.
Di langit kelima, beliau berjumpa Nabi Harun bin ‘Imran AS, separuh janggutnya hitam dan seperuhnya lagi putih (karena uban), lebat dan panjang. Di sekitar Nabi Harun tampak umatnya sedang khusyu’ mendengarkan petuahnya.
Setelah sampai di langit keenam, beliau berjumpa beberapa nabi dengan umat mereka masing-masing, ada seorang nabi dengan umat tidak lebih dari 10 orang, ada lagi dengan umat di atas itu, bahkan ada lagi seorang nabi yang tidak ada pengikutnya.
Kemudian beliau melewati sekelompok umat yang sangat banyak menutupi ufuk, ternyata mereka adalah Nabi Musa dan kaumnya. Kemudian beliau diperintah agar mengangkat kepala beliau yang mulya, tiba-tiba beliau tertegun dan kagum karena pandangan beliau tertuju pada sekelompok umat yang sangat banyak, menutupi seluruh ufuk dari segala sisi, lalu ada suara:“Itulah umatmu, dan selain mereka terdapat 70 ribu orang yang masuk surga tanpa hisab “.
Pada tahapan langit keenam inilah beliau berjumpa dengan Nabi Musa AS, seorang nabi dengan postur tubuh tinggi, putih kemerah-merahan
kulit beliau. Nabi saw bersalam kepadanya dan dijawab oleh beliau disertai dengan doa. Setelah itu Nabi Musa berkata: “Manusia mengaku bahwa aku adalah paling mulyanya manusia di sisi Allah, padahal dia (Rasulullah saw) lebih mulya di sisi Allah daripada aku”.
Setelah Rasulullah melewati Nabi Musa, beliau menangis. Kemudian ditanya akan hal tersebut. Beliau menjawab: “Aku menangis karena seorang pemuda yang diutus jauh setelah aku, tapi umatnya lebih banyak masuk surga daripada umatku”.
Kemudian Rasulullah saw memasuki langit ketujuh, di sana beliau berjumpa Nabi Ibrahim AS sedang duduk di atas kursi dari emas di sisi pintu surga sambil menyandarkan punggungnya pada Baitul Makmur, di sekitarnya berkumpul umatnya.
Setelah Rasulullah bersalam dan dijawab dengan salam dan doa serta sambutan yang baik, Nabi Ibrahim berpesan: “Perintahkanlahumatmu untuk banyak menanam tanaman surga, sungguh tanah surga sangat baik dan sangat luas”. Rasulullah bertanya: “Apakah tanaman surga itu?”, Nabi Ibrahim menjawab: “(Dzikir) Laa haula wa laa quwwata illa billahil ‘aliyyil ‘adziim“.
Dalam riwayat lain beliau berkata: “Sampaikan salamku kepada umatmu, beritakanlah kepada mereka bahwa surga sungguh sangat indah tanahnya, tawar airnya dan tanaman surgawi adalah Subhanallah wal hamdu lillah wa laa ilaaha illallah wallahu akbar”.
Kemudian Rasulullah diangkat sampai ke Sidratul Muntaha, sebuah pohon amat besar sehingga seorang penunggang kuda yang cepat tidak akan mampu untuk mengelilingi bayangan di bawahnya sekalipun memakan waktu 70 tahun. Dari bawahnya memancar sungai air yang tidak berubah bau, rasa dan warnanya, sungai susu yang putih bersih serta sungai madu yang jernih. Penuh dengan hiasan permata zamrud dan sebagainya sehingga tidak seorang pun mampu melukiskan keindahannya.
Kemudian beliau saw diangkat sampai akhirnya berada di hadapan telaga Al Kautsar, telaga khusus milik beliau saw. Setelah itu beliau memasuki surga dan melihat disana berbagai macam kenikmatan yang belum pernah dipandang mata, didengar telinga dan terlintas dalam hati setiap insan.
B
egitu pula ditampakkan kepada beliau neraka yang dijaga oleh malaikat Malik, malaikat yang tidak pernah tersenyum sedikitpun dan tampak kemurkaan di wajahnya.
Dalam satu riwayat, setelah beliau melihat surga dan neraka, maka untuk kedua kalinya beliau diangkat ke Sidratul Muntaha, lalu beliau diliputi oleh awan dengan beraneka warna, pada saat inilah Jibril mundur dan membiarkan Rasulullah berjalan seorang diri, karena Jibril tahu hanya beliaulah yang mampu untuk melakukan hal ini, berjumpa dengan Allah SWT.
Setelah berada di tempat yang ditentukan oleh Allah, tempat yang tidak seorang makhlukpun diizinkan berdiri disana, tempat yang tidak seorangpun makhluk mampu mencapainya, beliau melihatNya dengan mata beliau yang mulya. Saat itu langsung beliau bersujud di hadapan Allah SWT.
Allah berfirman: “Wahai Muhammad.”Labba
ik wahai Rabbku”, sabda beliau.
“Mintalah sesuka hatimu”, firman Nya.
Nabi bersabda: “Ya Allah, Engkau telah menjadikan Ibrahim sebagai Khalil (kawan dekat), Engkau mengajak bicara Musa, Engkau berikan Dawud kerajaan dan kekuasaan yang besar, Engkau berikan Sulaiman kerajaan agung lalu ditundukkan kepadanya jin, manusia dan syaitan serta angin, Engkau ajarkan Isa at Taurat dan Injil dan Engkau jadikan dia dapat mengobati orang yang buta dan belang serta menghidupkan orang mati”.
Kemudian Allah berfirman: “Sungguh Aku telah menjadikanmu sebagai kekasihKu”.
Dalam Shohih Imam Muslim diriwayatkan dari sahabat Anas bin Malik, bahwa rasulullah bersabda: ” … kemudian Allah mewajibkan kepadaku (dan umat) 50 sholat sehari semalam, lalu aku turun kepada Musa (di langit ke enam), lalu dia bertanya: “Apa yang telah Allah wajibkan kepada umat anda?”
Aku menjawab: “50 sholat”,
Musa berkata: “kembalilah kepada Rabbmu dan mintalah keringanan sebab umatmu tidak akan mampu untuk melakukannya”,
Maka aku kembali kepada Allah agar diringankan untuk umatku, lalu diringankan 5 sholat (jadi 45 sholat), lalu aku turun kembali kepada Musa, tapi Musa berkata: “Sungguh umatmu tidak akan mampu melakukannya, maka mintalah sekali lagi keringanan kepada Allah”.
Maka aku kembali lagi kepada Allah, dan demikianlah terus aku kembali kepada Musa dan kepada Allah sampai akhirnya Allah berfirman: “Wahai Muhammad, itu adalah kewajiban 5 sholat sehari semalam, setiap satu sholat seperti dilipatgandakan
menjadi 10, maka jadilah 50 sholat”.
Maka aku beritahukan hal ini kepada Musa, namun tetap dia berkata:“Kembal
ilah kepada Rabbmu agar minta keringanan”,
Maka aku katakan kepadanya: “Aku telah berkali-kali kembali kepadaNya sampai aku malu kepadaNYa”.
Setelah beliau menerima perintah ini, maka beliau turun sampai akhirnya menaiki buraq kembali ke kota Makkah al Mukarromah, sedang saat itu masih belum tiba fajar.
Pagi harinya beliau memberitahukan mukjizat yang agung ini kepada umatnya, maka sebagian besar diantara mereka mendustakan bahkan mengatakan nabi telah gila dan tukang sihir, saat itu pertama umat yang membenarkan dan mempercayai beliau adalah Sayyiduna Abu Bakar, maka pantaslah beliau bergelar As Shiddiq, bahkan tidak sedikit diantara mereka yang tadinya beriman, kembali murtad keluar dari syariat.
Sungguh keimanan itu intinya adalah membenarkan dan percaya serta pasrah terhadap semua yang dibawa dan diberitakan Nabi Muhammad SAW, sebab beliau tidak mungkin berbohong apalagi berkhianat dalam Risalah dan Dakwah beliau. Beliaulah Nabi yang mendapat gelar Al Amiin (dipercaya), Ash Shoodiq (selalu jujur) dan Al Mashduuq (yang dibenarkan segala ucapannya). Shollallahu ‘alaihi wa aalihi wa sallam.
Inilah ringkasan dari perjalanan Isra dan Mi’raj Nabi Muhammad SAW yang kami nukil dengan ringkas dari kitab Al Anwaarul Bahiyyah dan Dzikrayaat wa Munaasabaat, keduanya karya Al Imam Al Muhaddits As Sayyid Muhammad bin Alawy al Maliky al Hasany RA, Mahaguru dari Al Ustadz al habib Sholeh bin Ahmad al Aydrus.
001. (Maha Suci) artinya memahasucikan (Allah yang telah memperjalankan hamba-Nya) yaitu Nabi Muhammad saw. (pada suatu malam) lafal lailan dinashabkan karena menjadi zharaf. Arti lafal al-isra ialah melakukan perjalanan di malam hari; disebutkan untuk memberikan pengertian bahwa perjalanan yang dilakukan itu dalam waktu yang sedikit; oleh karenanya diungkapkan dalam bentuk nakirah untuk mengisyaratkan kepada pengertian itu (dari Masjidilharam ke Masjidilaksa) yakni Baitulmakdis; dinamakan Masjidil aksa mengingat tempatnya yang jauh dari Masjidilharam (yang telah Kami berkahi sekelilingnya) dengan banyaknya buah-buahan dan sungai-sungai (agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian tanda-tanda Kami) yaitu sebagian daripada keajaiban-keajaiban kekuasaan Kami. (Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui) artinya yang mengetahui semua perkataan dan pekerjaan Nabi saw. Maka Dia melimpahkan nikmat-Nya kepadanya dengan memperjalankannya di suatu malam; di dalam perjalanan itu antara lain ia sempat berkumpul dengan para nabi; naik ke langit; melihat keajaiban-keajaiban alam malakut dan bermunajat langsung dengan Allah swt. Sehubungan dengan peristiwa ini Nabi saw. menceritakannya melalui sabdanya, "Aku diberi buraq; adalah seekor hewan yang berbulu putih; tingginya lebih dari keledai akan tetapi lebih pendek daripada bagal; bila ia terbang kaki depannya dapat mencapai batas pandangan matanva. Lalu aku menaikinya dan ia membawaku hingga sampai di Baitulmakdis. Kemudian aku tambatkan ia pada tempat penambatan yang biasa dipakai oleh para nabi.
Selanjutnya aku memasuki Masjidilaksa dan melakukan salat dua rakaat di dalamnya. Setelah itu aku keluar dari Masjidilaksa datanglah kepadaku malaikat Jibril seraya membawa dua buah cawan; yang satu berisikan khamar sedangkan yang lain berisikan susu. Aku memilih cawan yang berisikan susu, lalu malaikat Jibril berkata, 'Engkau telah memilih fitrah (yakni agama Islam).' Nabi saw. melanjutkan kisahnya, kemudian malaikat Jibril membawaku naik ke langit dunia (langit pertama), lalu malaikat Jibril mengetuk pintu langit; ditanyakan lagi kepadanya, 'Siapakah kamu?' Malaikat Jibril menjawab, 'Jibril.' Ditanyakan lagi kepadanya, 'Siapakah yang bersamamu itu?' Malaikat Jibril menjawab, 'Muhammad.' Ditanyakan lagi kepadanya, 'Apakah dia telah diutus untuk menemui-Nya?' Malaikat Jibril menjawab, 'Dia telah diutus untuk menemui-Nya.' Kemudian pintu langit pertama dibukakan bagi kami; tiba-tiba di situ aku bertemu dengan Nabi Adam. Nabi Adam menyambut kedatanganku, dan ia mendoakan kebaikan untukku. Kemudian malaikat Jibril membawaku naik ke langit yang kedua, malaikat Jibril mengetuk pintu langit yang kedua. Lalu ditanyakan kepadanya, 'Siapakah kamu?' Malaikat Jibril menjawab, 'Jibril.' Ditanyakan lagi kepadanya, 'Siapakah orang yang bersamamu itu?' Malaikat Jibril menjawab, 'Muhammad.' Ditanyakan lagi kepadanya, 'Apakah dia telah diutus untuk menghadap kepada-Nya?' Malaikat Jibril menjawab, 'Dia telah diutus untuk menemui-Nya.' Maka pintu langit yang kedua dibukakan bagi kami; tiba-tiba aku bertemu dengan dua orang anak bibiku, yaitu Nabi Yahya dan Nabi Isa.
Lalu keduanya menyambut kedatanganku, dan keduanya mendoakan kebaikan buatku. Kemudian malaikat Jibril membawaku naik ke langit yang ketiga, maka malaikat Jibril mengetuk pintu langit yang ketiga, lalu ditanyakan kepadanya, 'Siapakah kamu?' Malaikat Jibril menjawab, 'Jibril.' Ditanyakan lagi kepadanya, 'Siapakah orang yang bersamamu itu?' Malaikat Jibril menjawab, 'Muhammad.' Ditanyakan lagi kepadanya, 'Apakah dia telah diutus untuk menemui-Nya?' Malaikat Jibril menjawab, 'Dia telah diutus untuk menemui-Nya.' Maka dibukakanlah pintu langit ketiga bagi kami, tiba-tiba aku bertemu dengan Nabi Yusuf; dan ternyata ia telah dianugerahi separuh daripada semua keelokan. Nabi Yusuf menyambut kedatanganku, lalu ia mendoakan kebaikan bagiku. Kemudian malaikat Jibril membawaku naik ke langit yang keempat, maka malaikat Jibril mengetuk pintu langit. Lalu ditanyakan kepadanya, 'Siapakah kamu?' Malaikat Jibril menjawab. 'Jibril.' Ditanyakan lagi kepadanya, 'Siapakah orang yang bersamamu itu?' Malaikat Jibril menjawab, 'Muhammad.' Ditanyakan lagi kepadanya, 'Apakah dia telah diutus untuk menemui-Nya?' Malaikat Jibril menjawab, 'Dia telah diutus untuk menemui-Nya.' Maka pintu langit yang keempat dibukakan bagi kami; tiba-tiba aku bertemu dengan Nabi Idris, ia menyambut kedatanganku dan mendoakan kebaikan bagiku.
Kemudian malaikat Jibril membawaku ke langit yang kelima, lalu malaikat Jibril mengetuk pintu langit yang kelima, maka ditanyakan kepadanya, 'Siapakah kamu?' Malaikat Jibril menjawab, 'Jibril.' Dan ditanyakan lagi kepadanya, 'Siapakah orang yang bersamamu itu?' Malaikat Jibril menjawab, 'Muhammad.' Ditanyakan lagi kepadanya, 'Apakah dia telah diutus untuk menemui-Nya?' Malaikat Jibril menjawab, 'Dia telah diutus untuk menemui-Nya.' Lalu dibukakanlah pintu langit yang kelima bagi kami; tiba-tiba aku bertemu dengan Nabi Harun, ia menyambut kedatanganku dan mendoakan kebaikan bagiku. Selanjutnya malaikat Jibril membawaku naik ke langit yang keenam, lalu ia mengetuk pintunva, ditanyakan kepadanya, 'Siapakah kamu?' Malaikat Jibril menjawab, 'Jibril.' Ditanyakan lagi kepadanya, 'Siapakah orang yang bersamamu itu?' Malaikat Jibril menjawab, 'Muhammad.' Ditanyakan lagi kepadanya, 'Apakah dia telah diutus untuk menemui-Nya?' Malaikat Jibril menjawab, 'Dia telah diutus untuk menemui-Nya.' Maka dibukakanlah pintu langit yang keenam buat kami, tiba-tiba aku bertemu dengan Nabi Musa, lalu Nabi Musa menyambut kedatanganku, dan ia mendoakan kebaikan bagiku.
Kemudian malaikat Jibril membawaku naik ke langit yang ketujuh, lalu ia mengetuk pintunya. Ditanyakan kepadanya, 'Siapakah kamu?' Malaikat Jibril menjawab, 'Jibril.' Ditanyakan lagi kepadanya, 'Siapakah orang yang bersamamu itu?' Malaikat Jibril menjawab, 'Muhammad.' Ditanyakan lagi kepadanya, 'Apakah dia telah diutus untuk menemui-Nya?' Malaikat Jibril menjawab, 'Dia telah diutus untuk menemui-Nya.' Maka dibukakanlah pintu langit yang ketujuh bagi kami; tiba-tiba aku bertemu dengan Nabi Ibrahim. Kedapatan ia bersandar pada Baitulmakmur.
Ternyata Baitulmakmur itu setiap harinya dimasuki oleh tujuh puluh ribu malaikat, yang selanjutnya mereka tidak kembali lagi padanya. Kemudian malaikat Jibril membawaku naik ke Sidratul Muntaha, kedapatan daun-daunnya bagaikan telinga-telinga
gajah dan buah-buahan bagaikan tempayan-tempayan yang besar. Ketika semuanya tertutup oleh nur Allah, semuanya menjadi berubah. Maka kala itu tidak ada seorang makhluk Allah pun yang dapat menggambarkan keindahannya.
Rasulullah saw. melanjutkan kisahnya, maka Allah mewahyukan kepadaku secara langsung, dan Dia telah (mewajibkan) kepadaku lima puluh kali salat untuk setiap hari. Setelah itu lalu aku turun hingga sampai ke tempat Nabi Musa (langit yang keenam). Maka Nabi Musa bertanya kepadaku, 'Apakah yang diwajibkan oleh Rabbmu atas umatmu?' Aku menjawab, 'Lima puluh kali salat untuk setiap harinya.' Nabi Musa berkata, 'Kembalilah kepada Rabbmu, lalu mintalah keringanan dari-Nya karena sesungguhnya umatmu niscava tidak akan kuat melaksanakannya; aku telah mencoba Bani Israel dan telah menguji mereka.' Rasulullah saw. melanjutkan kisahnya, maka aku kembali kepada Rabbku, lalu aku memohon, 'Wahai Rabbku, ringankanlah buat umatku.' Maka Allah meringankan lima waktu kepadaku.
Lalu aku kembali menemui Nabi Musa. Dan Nabi Musa bertanya, 'Apakah yang telah kamu lakukan?' Aku menjawab, 'Allah telah meringankan lima waktu kepadaku.' Maka Nabi Musa bertanya, 'Sesungguhnya umatmu niscaya tidak akan kuat melakukan hal tersebut, maka kembalilah lagi kepada Rabbmu dan mintalah keringanan buat umatmu kepada-Nya.' Rasulullah melanjutkan kisahnya, maka aku masih tetap mondar-mandir antara Rabbku dan Nabi Musa, dan Dia meringankan kepadaku lima waktu demi lima waktu. Hingga akhirnya Allah berfirman, 'Hai Muhammad, salat lima waktu itu untuk tiap sehari semalam; pada setiap salat (tafsir jalalain). By/SoebektieAkhmad